“MUSIM GUGUR TERAKHIR DI MANHATTAN”
A. IDENTITAS BUKU
Judul
novel
: Musim Gugur Terakhir di
Manhattan
Jenis
novel
: Fiksi
Pengarang
: Julie Nava
Penerbit
: PT Lingkar Pena
Tahun
Terbit
: Mei 2011
Halaman
: 330 halaman
Panjang dan lebar
novel : 20,5 cm, 12,8 cm
Harga novel
: Rp 49.500,-
B. PENDAHULUAN
a. Isi Novel
Novel
“Musim Gugur Terakhir di Manhattan” adalah salah satu novel yang mengangkat
kisah cinta yang berawal dari perkenalan singkat antara Rosie dan Anthony Luizzo pria berdarah Itali. Kedua insan tersebut berencana
akan menikah secepatnya. Namun rencana pernikahannya kandas di tengah jalan
karena adanya berrbagai macam kendala dari keluarga besar Tony. Akhirnya
merekapun berpisah di saat diam-diam perasaan cinta tumbuh dan berrsemi di hati
masing-masing. Tonypun berharap agar suatu saat cinta mereka dapat bersatu
kembali. Namun kenyataan tak sejalan dengan harapan Tony. Rosie yang ia harapkan bisa menjadi pendamping hidupnya
malah menjadi istri Marco, adik kandungnya sendiri yang tertarik pada Rosie waktu pertama kali Rosie dan Anthony
datang ke rumahnya. Walau demikian Tony dapat menerima kenyataan pahit tersebut
meskipun rasa sakit hati, kecewa dan penyesalan yang begitu dalam menghinggapi
dirinya terutama saat Tony memandang wajah Rosie. Tony berusaha ikhlas menerima kenyataan bahwa Rosie,
wanita yang ia cintai bahagia dengan Marco, adiknya sendiri. Dan Tony juga
harus berusaha mencintai Aurora, istri yang telah mengandung anaknya.
b. Tujuan
Pengarang
§ Menuliskan imajinasi yang ada dipikiran pengarang dan
mengembangkan cerita itu ke dalam sebuah paragraf (sebuah buku).
§ Memberikan efek emosional, membuat seseorang terhibur.
c.
Tujuan Pembuatan Resensi
§ Menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia.
§ Menambah wawasan dalam membuat
resensi.
d. Manfaat
Novel ini bermanfaat bagi semua
masyarakat khususnya para remaja dan dewasa. Selain itu, memberikan banyak
pesan moral dan religius serta memberikan hiburan.
e. Sasaran
Novel “Musim Gugur Terakhir di
Manhattan” adalah sebuah novel yang pantas dibaca oleh gadis-gadis dan wanita
muslim saat ini. Novel juga ini ditujukan untuk masyarakat luas
mulai dari
pelajar hingga masyarakat umum.
f.
Sistematika Novel
Buku ini terdiri dari 330 halaman
Halaman awal terdiri dari cover,
kata pengantar, dan daftar isi.
Bagian isi novel terdapat pada
bab1-14.
Di bab terakhir tentang glosarium
dan tentang penulis.
g. Dari Segi Kebahasaan dan Ejaan
Dilihat
dari segi bahasa, sebenarnya pengarang novel ini belum seluruhnya menggunakan
Bahasa Indonesia. Masih banyak kata ejaan atau bahasa asing dan daerah.
C. PEMBAHASAN
1. Sinopsis
MUSIM GUGUR TERAKHIR DI MANHATTAN
Rosie adalah wanita muslimah yang berusia dua puluh sembilan
tahun. Ia pernah mengalami peristiwa yang paling memalukan, sembilan tahun yang
lalu. Wanita yang selalu memakai jilbab ini pernah gagal menikah bersama mantan
kekasihnya, Hans. Itulah yang menyebabkan dirinya tidak ingin berhubungan
serius dengan laki-laki. Dan untuk menghindari gunjingan para
tetangganya, akhirnya Rosie pergi ke Manhattan, New York. Di Manhattan, Rosie
bekerja di suatu perusahaan Investasi di Wall Street sebagai Financial Planner.
Karena desakan usia dan tuntutan keluarga membuat Rosie
menerima pinangan Anthony Luizzo, pria Amerika berdarah Italia yang baru
dikenalnya dari seorang imam masjid. Rosie dan Tony memutuskan untuk segera
menikah. Setelah lamaran tersebut, Tony mengajak Rosie untuk bertemu dengan
keluarganya di Chicago, Italia.
Disana Tony memperkenalkan keluarganya kepada Rosie, mulai
dari ibunya yang bernama Maria, adik laki-lakinya Marco, dan adik bungsunya
Sophie. Awalnya, Rosie diterima dengan baik oleh keluarga Tony, sampai akhirnya
Tony mengumumkan rencana pernikahannya dengan Rosie. Sophie dan Marco sangat
tidak setuju dengan rencana tersebut. Maria pun kecewa dengan Tony karena yang
dia inginkan anak sulungnya itu menikah dengan gadis berdarah Italia.
Sejak berada di Chicago, Rosie dan Tony sibuk mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pernikahannya itu. Karena tidak
menemukan gaun yang pas untuk Rosie akhirnya Maria meminjamkan Rosie gaun yang
ia pakai ketika menikah dengan Frank, mantan suaminya.
Sebelum pernikahan dilaksanakan, Maria mengadakan acara
perkenalan keluarga besar Luizzo. Semua keluarga Luizzo datang. Pak
Muhdi, teman ayah Rosie pun ikut datang. Di acara tersebut Tony kembali melamar
Rosie. Sejak itu Rosie mulai menyukai Tony.
Di tengah persiapan pernikahan, kendala demi kendala mulai
muncul. Mulai dari perbedaan pendapat antara Rosie dan Tony, Marco yang sering
menggoda Rosie, perbedaan keyakinan Rosie dan keluarga Tony dan puncaknya
ketika Tony menerima permintaan Jessie sepupunya untuk menjadi ayah baptis
anaknya yang baru lahir. Dari situlah Rosie merasa kecewa.
Lalu ketika Rosie melihat halaman belakang rumah Tony,
ternyata sudah tersusun rapi deretan kursi dan bentangan kain yang
membentuk lengkungan cantik yang berhias bunga-bunga dan semuanya berwarna
putih. Warna yang sangat dibenci Rosie karena mengingatkannya dengan peristiwa
pahit kegagalan pernikahannya dengan Hans. Kekecewaan Rosie semakin mendalam,
sehingga membuatnya meninggalkan rumah Tony dan memutuskan untuk membatalkan
pernikahannya. Tony sakit hati dengan keputusan Rosie, kepergian Rosie
membuatnya sadar bahwa ia telah mencintai Rosie. Namun, karena undangan telah
disebar dan tidak ingin membuat keluarganya menanggung malu, akhirnya
Tony memutuskan untuk menikah dengan Aurora, teman gereja di masa
kecilnya.
Dua minggu setelah kejadian itu Rosie kembali ke
apartementnya. Tiba-tiba Marco datang dengan membawa berita kalau Tony telah
menikah dengan Aurora. Rosie terkejut mendengarnya. Ia merasa terpukul dan
akhirnya pindah ke Boston, Singapura untuk melanjutkan kuliahnya. Marco
menyusul Rosie ke Boston berkat bantuan Silvi, teman Rosie. Di suatu kedai
eskrim, Marco bertemu dengan Rosie. Ia memberitahukan bahwa Tony ingin
menceraikan Aurora karena Tony telah memergoki Aurora berselingkuh dengan pria
lain dan Tony berpikir bahwa anak yang ada dikandungan Aurora bukan darah
dagingnya. Rosie merasa gembira, karena ia masih mengharapkan Tony. Dari
situlah mereka berhubungan kembali dengan sering bertemu. Marco membantu mereka
dengan sering menjemput Rosie menemui Tony. Disitulah Rosie mulai merasa nyaman
di dekat Marco.
Tony yang mengetahui bahwa anak yang dikandung Aurora adalah
darah dagingnya, akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana perceraiannya
dengan Aurora. Ia memanfaatkan keadaan Marco yang sedang dekat dengan Rosie
untuk mempermudah memutuskan hubungannya dengan Rosie.
Suatu hari, Tony mengabarkan bahwa ia ingin ke apartement
Rosie untuk melamarnya. Marco yang telah mengetahui kabar itu segera meluncur
ke apartemen Rosie sebelum Tony datang. Di sana Marco menyatakan cintanya
kepada Rosie, Rosie bingung karena ia pun menyukai Marco namun, ia tidak ingin
melewatkan kesempatannya untuk kembali dengan Tony. Sebelum Rosie menjawab
Marco, tiba-tiba Tony datang dan memberitahukan bahwa ia tidak jadi menceraikan
Aurora. Rosie kesal, lagi-lagi ia dikecewakan oleh Tony. Ia mengira bahwa Tony
dan Marco telah bekerja sama untuk mempermainkan hatinya.
Dua minggu berlalu, ketika Rosie baru keluar dari tempat
kuliahnya ternyata sudah ada Marco yang menghadangnya. Marco tak ingin menyerah
untuk mendapatkan hati wanita yang ia cintai. Ia berusaha untuk membuat Rosie
percaya kepadanya. Kata-kata Marco membuat hati Rosie tenang. Rosie telah
jatuh hati dengan Marco.
Marco membuktikan rasa cintanya kepada Rosie dengan langsung
melamar Rosie ke orang tuanya di Indonesia tanpa sepengetahuan Rosie. Ibunya
memberitahu Rosie dan menyuruhnya untuk pulang ke Indonesia. Rosie sanga
terkejut ditambah lagi ternyata Marco sudah mualaf dan bisa membaca al-quran.
Karena hal itu Rosie menerima lamaran Marco menjadi suaminya. Mereka
mendapatkan restu dari orang tuan Rosie. Pernikahan Rosie dan Marco diadakan di
Chicago saat musim gugur. Semua keluarga kedua belah pihak datang. Acaranya
berlangsung dengan meriah.
Setelah acara pernikahan, Rosie dan Marco mendatangi rumah
Tony di Manhattan untuk menempati undangan Tony. Disana Tony merasa hancur, ia
masih mencintai Rosie. Tapi ia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya karna
sekarang Rosie dan Marco telah bersama.
Di sisi lain, Marco dan Rosie sangat berbahagia. Namun,
Rosie belum bisa melupakan Tony sepenuhnya, ia pun akan belajar melupakan
bayang-bayang Tony dan mencintai Marco sepenuhnya. Ia sangat senang dan bahagia
kini hidupnya telah lengkap dengan kehadiran Marco. Musim gugur terakhir di
Manhattan kali ini akan menjadi musim gugur terakhir baginya tanpa pendamping
hidup.
2. Kelebihan Novel
Dalam,
novel ini tidak hanya menarik dari segi penceritaan saja, akan tetapi dalam
novel ini banyak kita temui pesan-pesan relegius dan moral yang begitu
dalam dan penuh arti. Hal ini dapat dilihat
dari karakter seorang Rosie yang begitu kuat mempertahankan keyakinannya
meskipun perasaan cinta datang begitu dahsyat. Ia tetap menginginkan pasangan
hidup yang seagama dengannya. Kelihaian penulis tampak dalam menyusun percakapan dan menghadirkan perdebatan-perdebatan. Yang menimbulkan
kejutan-kejutan tak terduga dalam setiap alur
cerita. Selain itu
penulis juga mampu membuat kesan bahwa perbedaan adat, Negara dan agama bisa menyatukan dua keluarga yang berbeda, telihat saat
pernikahan Marco dan Rosie, keluarga kedua belah pihak memakai kebaya.
3. Kelemahan Novel
Kelemahan novel ini dari segi penulisannya. Terdapat
beberapa bahasa Italia yang sulit dimengerti oleh pembacanya. Novel ini juga
kadang membosankan karena terlalu banyak perdebatan sehingga pembacanya menjadi mudah untuk menebak jalan ceritanya.
4. Gaya Bahasa
Dalam novel ini terdapat penggunaan
bahasa asing seperti Inggris dan Italia.
Juga banyak terdapat ungkapan dan
majas yang sulit dimengerti.
D. UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
1. Unsur Intrinsik
1.1
Tema
Percintaaan dan perjuangan dalam
mempertahankan keyakinannya. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per
kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya
1.2
Latar
a. Latar tempat
1. Chicago :
“...
musim semi dan musim panas di Chicago adalah waktu dimana orang datang
berkunjung atau melangsungkan pernikahan di kota ini.”
2. Dapur rumah :
Maria
segera mengenali suara tersebut dan beranjak dari dapur menuju ruang tamu.
3. Kamar Rosie :
Rosie
bergegas keluar dari kamarnya menuju lantai bawah, hendak mencari tahu sumber
suara ribut yang didengarnya tadi.
Sampai
dirumah, Rosie langsung menuju kamarnya untuk berganti pakaian dan salat.
4. Halaman depan :
Di
halaman depan, nampak Marco sedang berdiri di antara dua orang gadis.
Sebuah
mobil Porsche Cayenne Turbo warna hitam mengkilat tampak diparkir di
halaman depan.
5. Dapur restoran :
Tampak
Maria sudah berada di dapur restoran dan cateringmilik Luigi yang sangat
besar dan modern.
6. Butik :
Setelah
membayar mereka berdua kemudian keluar dari butik.
7. Garasi :
Tony
kemudian memarkir mobilnya ke dalam garasi dan mereka berdua memasuki rumah.
8. Kedai Gellato, Boston :
“Kamu
melarikan diri dari kenyataan,” komentar Silvia kepada Rosie, ketika mereka
bertemu di teras kedai gellato, es krim khas Italia, di Boston.
9. Kampus :
Rosie
baru saja keluar dari gedung kampus tempatnya kuliah ketika seorang menghadang
jalannya. (halaman 280)
10. Rumah
Rosie :
Di
rumah, ibunya langsung menyambutnya dengan tergesa-gesa.
11. Teras
Rumah Tony :
Sementara
Tony memilih menunggu kedatangan Rosie dan Marco di teras depan.
12. Muslim
Community Center :
Akad
nikah Marco dan Rosie berlangsung sederhana di sebuah Muslim Community Center.
(halaman 302)
13. Halaman
belakang rumah keluarga Luzzio :
Halaman
belakang rumah keluarga Luzzio kembali meriah. Kali ini, warna jingga, emas,
dan ochre menjadi warna utama yang dipilih untuk taplak meja, kain pelapis
kursi, warna bunga-bunga, dan hiasan lainnya. (halaman 304)
14. Halaman
balaikota:
Pesta
berlangsung di sebuah halaman balaikota yang luas
15. Kantor
Pengacara
Mereka pergi ke sebuah kantor pengacara di bilangan West
Washington Street untuk menemui Paul, pengacara yang mengurus dokumen preneuptial
agreement mereka.
b. Latar
Suasana
1. Gembira :
Mereka
berteriak-teriak dan terlihat sangat gembira sambil berusaha mengejar siapapun
yang menangkap bola lonjong berwarna coklat dengan garis putih itu.
2. Mengejutkan :
“Marco
kau membuatku kaget,” sungut Rosie.
3. Meriah :
Acara
keluarga yang diselenggarakan oleh keluarga Tony berlangsung meriah.
4. Sedih :
Sebutir
air jatuh dari sudut matanya.
Kalimatnya
terhenti ketika dia melihat Aurora berdiri dibelakangnya dengan airmata
mengalir di pipinya. “Aurora... ada apa?”
5. Hening :
Ruangan
itu menjadi hening seketika. Tony pun segera mengusap pipi kirinya yang
sedikit panas karena tamparan Rosie.
Di
dalam, Rosie terduduk di lantai bersandarkan pada daun pintu. Hatinya terasa
luar biasa kosong. Simpul tali terakhir yang dia pertahankan akhirnya putus
juga. Dia tidak lagi tahu apa yang harus dilakukan. Hanya kekosongan, rasa
hampa, dan kesedihan yang menggigitnya. Begitu sakit, hingga tak sedikitpun air
mata yang keluar. (halaman 278)
6. Mengharukan :
Nada
tulus dan bersungguh-sungguh yang keluar dari bibir Marco membuat kedua matanya
berkaca-kaca. Rasa haru menyeruak dari dalam dadanya, membuat tenggorokannya
terasa tercekat dan dia kehilangan kata-kata. (halaman 291)
7. Bahagia :
Perasaan
damai menyelimuti hatinya. Semua terasa lengkap dan utuh. (halaman 306)
8. Cemas :
Dengan
cemas dia berdiri dan mendekati istrinya. (halaman 307)
9. Haru :
Maria
memeluk putra sulungnya erat – erat. Air matanya tumpah membasahi kepada Tony.
“Kuminta padamu, jangan pergi dari rumah ini. Mengalahlah, sekali ini saja Demi
Aku.”
“selamat,”
ujar Tony pelan. Hanya itu yang sanggup dikataknnya, karena kedua matanya
kembali berkaca-kaca.
10. Lengang:
Semua
tamu sudah pulang. Suasana kembali lengang
11. Cemas:
Rosie
terdiam sesaat. Setitik rasa cemas terbit dihatinya
12. Takut:
“Aku mulai meresa takut, Sil.”
13. Tegang:
Maria tampak tegang, demikian juga
Sophie
Ruangan menjadi hening. Kalimat yang
diucapkan Tony terasa sangat dingin menusuk gendang telinga setiap orang.
Jantung Rosie mulai berdebar keras.
Serasa setiap saat salah satu dari
mereka akan melompat ke atas meja dan berkelahi.
“Tetapi kau melanggar hakku untuk
ikut menentuksn keputusan!” ucap Rosie dengan napas sedik terengah akibat
berjalan terlalu cepat.
14. Mendebarkan:
Gemurah di dada Rosie semakin
kencang dan telapak tangannya mulai terasa dingin.
15. Tegang:
Maria tampak tegang, demikian juga
Sophie
Ruangan menjadi hening. Kalimat yang
diucapkan Tony terasa sangat dingin menusuk gendang telinga setiap orang.
Jantung Rosie mulai berdebar keras. Serasa setiap saat salah satu dari mereka
akan melompat ke atas meja dan berkelahiMendebarkan:
Gemurah di dada Rosie semakin
kencang dan telapak tangannya mulai terasa dingin.
16. Hening:
Ruangan seketika menjadi hening.
Bahkan Paul pun menghentikan gerakan jadinya yang siap mengetikkan kalimat
pengganti dalam dokumen prenup itu.
17. Kecewa:
Namun senyumnya seketika
menghilang ketika melihat Marco mendekati Rosie dan membisikkan sesuatu.
c. Latar waktu
1. pagi:
“selamat pagi, kau baru bangun
sepagi ini?” tanya Maria. (halaman 26)
2. siang:
sinar matahari menerobos celah-celah
dedaunan yang tumbuh rapat, membersitkan pula mozaik tak beraturan di atas
permukaan rumput (halaman 159)
3. malam:
malam belum terlalu larut sebenarnya
ketika mereka sampai dirumah. (halaman 138)
malam diluar semakin sunyi. (halaman
139)
4. musim panas:
Rosie menghirup napas dalam-dalam,
menikmati udara musim panas yang hangat. (halaman 3)
1.3 Penokohan dan perwatakan
1. Rosie Priyatna
· Pekerja keras atau ulet : “ aku
kuliah, mengambil kelas sore dan malam. Pulang kerja aku langsung ke kampus
atau duduk di depan computer lagi jika yang ku ikuti kelas online, setelah itu
tentu saja belajar dan belajar bekerja dan bekerja.”
· Berpikir positif : “kenapa aku punya
prasangka yang tidak perlu?”
· Peragu : “katakana padaku bahwa
sifat peragumu sedang kambuh hari ini, baru akan ku jawab pertanyaanmu.”
“kurasa keputusan kita terlalu premature saat ini.”
· Pengertian : “aku bisa mengerti. Kau
sudah seperti seorang kakak bagi Jessie Marco yang mengatakannya
kepadaku.”
· Egois : “dan kau perempuan dengan
ego paling besar yang pernah ku temui, yang hidup dengan standar ganda.”
· Teguh pendirian : “aku memilih untuk
tidak menempuh jalan itu, bukan karena aku tidak mencintaimu tetapi karena aku
tidak ingin terombang-ambing di antara dua jalan. I’m not a big risk-taker,
remember ?”
· Hemat : “Terlalu mahal”
ulangnya, “Lagipula gaun itu kan hanya dipakai sehari. Sayang jika harus
membuang uang sekian dollar hanya untuk sebuah baju.”
· Tegas: “Kalau kau tidak segera
keluar, biar aku saja yang keluar dari kamar ini”, ancam Rosie sambil
mengangkat ujung gaunnya dan melangkah menuju pintu.
2. Anthony Luizzo
· Pemilih : beberapa tokoh baju muslim sudah mereka
masuki, tetapi tidak ada satu pun yang berkenan di hati Tony. Rosie baru
menyadari Tony ternyata lebih pemilih ketimbang dirinya. Dia sendiri sudah
menemukan beberapa gaun yang disukainya tapi Tony tidak menyetujuinya.
· Perhatian : “sebentar aku ambilkan aspirin dan air
hangat.” “kau ingin aku menyuapimu?”
· Obsesif : “bukan kau yang menentukan harganya, tetapi
aku. Dan kau tahu, sekali aku menginginkan sesuatu, tidak akan ku biarkan
apapun menghalangiku.”
· Pembohong : “aku mencintaimu juga Aurora,” dan
bibirnya kembali dengan pasih berdusta.
· Romantis : gemuruh jantungnya semakin keras ketika dia
melihat Tony perlahan berlutut dihadapannya dengan bertumpu pada sebelah
kakinya. Kedua belah mata hitam pekat itu menatapnya dan kedua tangannya yang
memegang kotak beludru itu terjulur kepada Rosie,” will you meried me, Rosie?”
· Egois : “mungkin tepatnya adalah egomu. Kau pria
dengan ego paling besar yang pernah ku temui.”
· Mudah
mengeluh: “Ya Tuhan, hanya mencari satu baju saja sudah begini pusingnya,”
Keluh Tony sambil memijit – mijit pelipisnya
· Pencuriga:
“Ah, jangan terlalu curiga pada kami, Tony. Kami hanya ingin kenal dengan
calonmu.”
· Sinis:
“Itu benar. Namun bukan berarti kau harus sesinis itu. Apalagi kepada gadis
seperti Rosie.”
· Teguh
pendirian: “Tidak perlu mengkhawatirkannya. Aku tetap akan menikahimu, apapun
yang terjadi.”
· Durhaka:
“aku tidak membutuhkanmu, Frank. Dan sejujurnya, aku tidak merasa kau adalah
papaku. Bahkan aku pun memakai nama keluarga dari Mama, bukan namamu.”“Silahkan
keluar dari rumah ini, Frank. Sekarang juga.”
· Keras
kepala: “Begitu,hm? Kalau kau tidak mau dengan sukarela pergi dari sini, biar
aku saja yang pergi.” Pendendam: “Tidak akan pernah cukup,” jawab Tony dingin.
“Apakah kau pernah memikirkan bagaimana rasanya ditinggalkan? Pernakah kau tahu
bagaimana rasanya menjadi seperti anak terbuang ketika kau memilih perempuan
lain itu? Kemana dirimu ketika kami membutuhkanmu? Ketika aku ingin bermain
denganmu, ketika aku sakit dan rindu padamu?”
· Pekerja
Keras :
Rosie
: “Kau sibuk sekali belakangan ini”
Tony
: “Yeah”
Rosie
: “Banyak sekali urusan yang harus kau kerjakan.
· Terlalu
percaya diri :
Tony tertawa. “ mungkin. Sayangnya
mereka tidak punya kualitas seperti aku, bukan? Dan kalaupun ia, tidak mudah
juga bagimu untuk membuat mau menikah denganmu. Benar begitu?”
· Acuh
tak acuh:
“Tuliskan perubahan itu persis
seperti yang dia minta,” ujar Tony dengan dingin kepada Paul.
“Aku akan menandatanganinya.”
3. Maria
· Menyadari kesalahan: “Apapun
sebabnya, aku tetap tidak bisa menghilangkan rasa bersalahku pada kalian,
terutama pada Tony. Luka akibat perceraian itu ternyata masih membekas begitu
kuat dalam dirinya sehingga membuatnya menempuh jalan ini.”
· Menenangkan: “Jangan khawatir. Dia
memang begitu, kalau bercanda sering kelewatan.”
· Baik hati :“Hmm,” ujar Maria sambil
tersenyum-senyum. “Ternyata ini sebabnya. Bagaimana kalau aku menawarkan
bantuan untuk kalian?”
4. Marco
· Jahil : “masa aku tidak boleh mengagumi kecantikan
calon sodara iparku sendiri”
· Perhatian:
“Boleh aku tahu apa yang sebenarnya menggangu pikiranmu hingga kau jadi sakit
seperti ini?”
· Pembela:
“Ma,itu bukan kesalahanmu semata. Papa juga bertanggung jawab untuk hal ini.
Mama sudah menjadi ibu yang terbaik. Kau merawat anak – anakmu sampai dewasa,
berusaha memberikan yang terbaik untuk kami dan papa. Sayangnya, ada wanita
kedua dalam hati papa.”
· Ingin
tahu: “yang ini apa namanya?” tanya Marco sambil mengangkat sebuah bungkusan
plastik berbentuk segiempat
· Penengah:
“Tentang Jessie, kau tidak perlu khawatir. Mereka berdua memang sangat akrab
sejak kecil.”
5. Aurora
· Iri Hati : Pertengkaran yang selalu
menyambutnya di rumah, kecemburuan Aurora yang sulit di mengertinya, dan
yang paling memukul harga dirinya adalah ketika dia memergoki Aurora bersama
dengan lelaki lain di rumahnya.
· Tidak percaya diri :” itu masalahmu
yang paling besar, Aurora. Kau tidak cukup percaya diri. Aku memang belum bisa
melupakan dia, tetapi bukankah kau yang menjadi istriku ? kenapa kau harus
merasa begitu tersaingi olehnya ?”
6. Sophie
·
Keras kepala: “Terserah kepadamu,
Tony... apapun yang hendak kau katakan tentang aku.” Suara Sophie mulai
bergetar. “Aku memang tidak pernah setuju kau menikah dengan perempuan itu.”
7. Frank (ayah Tony)
·
Keras kepala : “Aku tidak akan pergi
dari rumah ini” ujar Frank. Setelah ruangan jadi hening beberapa saat “aku akan
tetap tinggal disini dan membantumu untuk urusan pernikahan mendampingimu saat
prosesi nanti dan selanjutnya akan tetap tinggal disini.Aku tak akan menyerah
sekalipun kau membenciku setengah mati.”
·
Perhatian : “Kau makanlah dulu
Ros.Kelihatannya pagi ini kau sedikit sakit.”
·
Percaya diri : “Sangat jelas dia
bukan jenis orang yang mudah untuk diintimidasi, punya rasa percaya diri tinggi
dan pandai menguasai suasana.”
·
Mengakui
kesalahan : “Tony... aku sudah mengakui itu sebagai kesalahanku, dan aku sudah
berusaha untuk memperbaikinya.”
·
Penyayang
: “Bagaimanapun aku masih tetap ayahmu. Dan kau adalah anakku. Itu ikatan yang
tidak pernah bisa diingkari.”
·
Penengah
: “Itulah anak muda,” komentar Frank. “Kita dulu juga seceroboh mereka.”
8. Luigi de Castillo (Chef)
· Ramah: “Ah-ha, ini dia calon
pengantin yang ditunggu sudah tiba,” sambut Luigi dengan ramah.
9.
Gessica
(Jessie)
· Mudah akrab :“Namaku Gessica, tapi
panggil saja aku Jessie. Aku sepupu mereka.”
10.
Pak
Muhdi
· Menepati Janji :“Tentu Saja aku akan
menepati janjiku.” Pak Muhdi tertawa.
11.
Ibu
Rosie
· Cakap dan terampil : “Oh ya? Wow,
ibumu benar-benar luar biasa. Sangat cakap dan terampil.”
· Penyayang : Ibunya memeluk Rosie
demikian juga ayahnya yang memeluk Marco. “Restu ayah dan ibu untukmu Nak, Juga
untuk Marco.“ bisik ibunya.
· Cekatan : ibu Rosie dengan luwes dan
cekatan mendandani keluarga besannya.
12.
Ayah
Rosie
· Penyayang : Ibunya memeluk Rosie
demikian juga ayahnya yang memeluk Marco. “Restu ayah dan ibu untukmu Nak, Juga
untuk Marco.“ bisik ibunya.
13. Paul (Pengacara Keluarga Luizzo)
· Ramah : “Kemana saja kau, Tony?”
ujar Paul sambil tertawa.”Sudah ku tunggu hampir dua minggu, baru hari ini kau
muncul.”
· Baik hati : “Baiklah kalau begitu.
Kalau nanti salah satu dari kalian berubah pikiran, segera telepon aku. Oke?.”
1.4 Alur
Novel ini menggunakan alur maju.
Kilas balik yang ada tidak memengaruhi jalan cerita. Berdasarkan akhir
ceritanya novel ini menggunakan alur ledakan (cerita berakhir mengejutkan).
Bila dilihat dari sifatnya novel ini beralur tertutup yaitu tidak merangsang
pembaca untuk meneruskan jalan cerita.
1.5
Sudut Pandang
Sudut pandang
yang digunakan dalam novel ini adalah sudung pandang orang ketiga yaitu penulis
tidak masuk dalam cerita, melainkan hanya menceritakan.
1.6 Amanat
Kita harus teguh pendirian
2. Unsur Ekstrinsik
2.1
Nilai Moral
Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang
tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang wanita dewasa
dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan cintanya. Di sini,
tokoh utama digambarkan sebagai sosok wanita dewasa yang mempunyai sifat
teguh pendirian atas keyakinannya.
2.2 Nilai Budaya
Dalam novel ini
lebih menceritakan tentang budaya luar yaitu budaya Italia. Terlihat pada
adat dalam keluarga
2.3 Nilai Agama
Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar.